Selasa, 10 Februari 2009

Dua Jalan


Rangkaian makna dari setiap interpretasi jiwa terhadap kehidupan membuatku memahami arah yang selama ini aku cari. Dan pengharapan akan sesuatu yang selama ini dianggap tabu perlahan mulai memancar dalam kalbuku yang sekian lama tertipu oleh fatamorgana penyesatan duniawi, di mana selama ini aku terombang-ambing diantara dua persimpangan yang masing-masing mengantarkanku pada alam yang berbeda.

Apa yang aku dapat ini hanya bisa kuraih jika aku telah memohon kepada sang waktu untuk memberikan penjelasan antara dua persimpangan itu. Aku tak akan sanggup memaksanya untuk membuatku mengerti akan dua arah yang sama sekali berbeda itu.

Di lajur utama kita akan menemukan keindahan yang sama. Namun aku tahu, pada pertengahan dan ujung jalan tersebut keadaannya akan sangat lain. Di ujung jalan pertama kita akan menemukan kebahagiaan sejati yang tak terbayar oleh harta sekalipun. Sedangkan pada ujung jalan satunya kita akan menemukan sebuah jurang terjal yang akan membunuh kita setelah sebelumnya kita menemukan hutan belantara gersang yang diselimuti kegelapan di pertengahan jalan yang kita lalui di jalan itu.

Sudah kubilang, waktulah yang akan memberikan referensi kepada kita akan dua jalan itu. Namun ia tak akan begitu saja menjelaskan secara kasar dan gamblang apa saja yang ada di sana. Ia akan membutuhkan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, bahkan tahun yang lebih lama untuk memasuki setiap persendian kita, merambah melewati setiap batang tulang kita untuk menuju sesuatu yang menggerakkan tubuh kita setiap saat. Bukan otak yang ia tuju. Bukan pula mata. Ia akan menuju hati kita, membuka pintunya sedikit demi sedikit, membisikkan kata-kata penentraman untuk kita mengenai pemaknaan hidup ini, untuk akhirnya memberikan pemahaman secara mendalam kepada sang pemilik hati tersebut untuk dapat meresapi dua jalan yang akan ia pilih demi masa depannya...

Namun jika hati itu tak jua terbuka, bukan tak mungkin sang waktu kehilangan kesabarannya, lalu dalam sekejap berubah menjadi makhluk yang akan menggerogoti hati itu sedikit demi sedikit, hingga habis seluruhnya. Sehingga ia justru semakin membutakan sang pemilik hati itu untuk memilih jalan yang salah, dan akan membawanya ke jurang kematian...

Sang waktu itu selalu dimiliki oleh setiap orang. Tentukan pilihan yang akan kau ambil kawan....

Dua jalan itu adalah cinta sejati dan "cinta" semu, atau secara kasar dapat disebut nafsu...

Dan aku akan selalu menanti "dirinya" di jalan pertama....

2 komentar:

  1. Satu hal yang perlu kita pegang cuma satu. .
    Asalkan kita yakin akan pilihan kita, semuanya bisa kita raih. .
    Persimpangan gag selalu buruk karena kita bisa belajar untuk memilih mana yang terbaik. .

    BalasHapus
  2. do'aku menyertaimu kawan,,
    semoga kan kau temui,,
    dirinya,,
    di jalan pertama,,


    hingga waktu itu tiba,,
    jangan ada alasan,,
    untuk,,
    cintamu,,

    halahh,,

    intinya,,

    semangat!!

    BalasHapus