Senin, 09 Februari 2009

Kekerasan di Teknik? No Way!!!


Awalnya aku hanya sebatas ingin melihat berita itu. Namun perhatianku langsung tersita ke sana begitu pembaca berita itu menyebutkan bahwa tragedi itu terjadi di Teknik Geodesi Institut Teknologi Bandung. Betapa tidak, “pembunuhan” itu terjadi di jurusan yang sama denganku.

Sebelumnya aku ingatkan kepadamu kawan, tulisanku ini hanya opini, bukan laporan investigasi dari kepolisian atau catatan berita dari seorang wartawan BBC. Jadi, aku minta kemakluman kalian jika tulisan yang menggabungkan fakta lapangan dengan rasio seorang mahasiswa baru yang belum terbentuk sepenuhnya ini nampak rancu dan terkesan agak tidak intelek. Namun aku beritahu kau kawan, ini hanyalah curahan perasaan dari seorang mahasiswa pada umumnya, dan seorang mahasiswa Teknik Geodesi pada khususnya, yang batinnya terluka karena melihat suatu peristiwa yang tidak sepatutnya terjadi pada “sekolah” teknik yang dibangga-banggakan Indonesia. Apalagi itu terjadi di jurusan yang juga aku geluti di Universitas Diponegoro –yang lebih dikenal orang dengan sebutan UNDIP.

Sudah bukan rahasia jika fakultas Teknik merupakan fakultas yang Orientasi Mahasiswa Barunya terkenal keras. Apalagi jika dikomparasikan dengan fakultas-fakultas yang basic ilmunya adalah ilmu pengetahuan sosial seperti Ekonomi atau Hukum. Aku bisa membuktikannya sendiri ketika aku melihat OSPEK jurusan Teknik Mesin di kampusku. Begitu juga ketika mendengar cerita tentang OSPEK Teknik Sipil yang dari dulu memang terkenal keras. Maklum, dua jurusan itu memang jurusan yang paling tua di UNDIP. Untuk Teknik Geodesi sendiri memang tidak sekeras jurusan-jurusan lain, tapi tetap saja bentak-bentakkan dari senior tak terhindarkan.

Hanya saja, aku merasa OSPEK di jurusanku terasa lebih terdidik dan mendidik. Kami memang dibebani dengan tugas-tugas yang sangat berat selama masa orientasi, namun tujuan utama dari OSPEK itu sendiri yaitu memunculkan kader-kader mahasiswa yang handal serta menciptakan kekompakan di antara satu angkatan mahasiswa Teknik Geodesi angkatan 2008 –paling tidak itulah tujuan yang aku rasa telah tercapai– benar-benar aku rasakan setelah kami dilantik. Dan aku juga merasakan kalau jurusan-jurusan lain di Teknik tidak melenceng dari misi utama proses OSPEK itu sendiri.

Karena itu, sangat disayangkan jika masa proses orientasi itu diwarnai dengan tragedi memilukan yang terjadi di Teknik Geodesi ITB. Bagaimana tidak, apakah masih wajar jika OSPEK diwarnai dengan meninggalnya mahasiswa dikarenakan adanya kekerasan yang terjadi di kampus?!! Itulah yang terjadi di ITB baru-baru ini. Seorang mahasiswa baru jurusan Teknik Geodesi harus meregang nyawa karena ulah para seniornya. Sungguh memprihatinkan.

Alangkah baiknya jika OSPEK di kampus dijadikan wahana untuk mengenalkan kampus kepada para mahasiswa baru, baik itu mengenai lingkungan kampus itu sendiri, mengenai proses pembelajaran di universitas yang tentunya sangat berbeda dengan SMA, mengenai kehidupan bersosialisasi dan berorganisasi di kampus yang nuansa politisnya jauh lebih kental dibanding dengan organisasi di SMA, atau pengenalan kehidupan mahasiswa pada umumnya. Sehingga ketika masa orientasi itu berakhir, kader-kader mahasiswa itu berani menunjukkan kemampuannya di tingkat yang lebih tinggi daripada sekedar jurusan, misalnya fakultas atau universitas.

Unsur kekerasan dirasa tidak relevan lagi di jaman sekarang. Buktinya, birokrasi fakultas Teknik UNDIP telah memerintahkan agar kekerasan dihilangkan sama sekali dari proses OSPEK. Jika dulu pemukulan atau tindakan-tindakan lain yang mungkin sekarang dianggap tidak wajar masih dihalalkan, untuk saat ini justru sangat ditentang.

Oleh karena itu, aku hanya mengingatkan agar tujuan utama dari OSPEK itu tidak diabaikan begitu saja, karena memang itulah yang menjadi landasan bagi para senior untuk mengadakannya. Karena jika tujuan itu tercapai, bukan tidak mungkin para junior yang kalian tempa itu akan menjadi mahasiswa luar biasa yang memiliki peran penting di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) fakultas, atau bahkan universitas.

Meminjam jargon dari fakultas, Teknik akan selalu JAYA!!! Dan Geodesi akan semakin LUAR BIASA!!!

3 komentar:

  1. nang...
    aku mumed bacane..gy ga pake kacamata..pemberitauan ea..mataku makin bolor kie...
    wkwkwkwkwk

    BalasHapus
  2. untuk mendapat sebuah mimpi, seseorang butuh tidur, apa pendapat anda tentang itu? thanx
    N'aQ ijin mbil postinganya yacH buat tugas. ^^

    BalasHapus
  3. tks ya atas infonya, semoga info semcam ini dapat membuat tenteram hati orang tua yang anaknya mengikuti ospek/posma dan sejenisnya di PTN/PTS di Nusantara kita tercinta ini.
    Jaya lah Indonesia ku, Bersih, Sehat dan Bermartabat

    BalasHapus