Rabu, 18 Maret 2009

Sebuah Pikiran

Rangkaian skenario dalam hidup sebenarnya adalah rencana yang merupakan hasil produksi kekuatan pikiran kita. Apa yang terjadi saat ini adalah hasil pemikiran kita di masa lalu. Dan apa yang kita pikirkan sekarang adalah rencana keadaan kita di masa yang akan datang.

Mungkin Anda menyangkal statement di atas dengan alasan hidup jauh lebih rumit dari sekedar hasil pemikiran seseorang. Namun jika fakta tersebut dikorelasikan dengan kenyataan-kenyataan yang bahkan bisa dianggap tidak mungkin yang telah menimpa para manusia luar biasa di masa lalu, pernyataan tersebut biasa dijadikan rujukan. Karena dengan kekuatan pikiran itulah Albert Einstein, Abraham Lincoln, Thomas Alva Edison, dan Wilma Rudolph menghubungkan garis mimpi dalam angan-angan mereka dengan ujung-ujung kenyataan dalam hidup ini.

Yang ingin saya katakan di sini bukanlah kekuatan pikiran seperti yang dijabarkan dalam The Secret, di mana ia dengan mudahnya mengubah dunia ini dalam hitungan kejapan mata. Namun ini lebih seperti kekuatan pikiran di Berpikir dan Berjiwa Besar karya David J. Schwartz. Pikiran adalah kerangka dasar dari keadaan hidup kita secara objektif. Dalam artian, pola pikir positif atau negatif itulah yang akan menjadi dasar bagi arah hidup kita selanjutnya.

Kesuksesan hanya dapat kita raih ketika kita membunuh semua stigma negatif yang bersemayam dalam otak kita. Pikiran itu laksana langkah awal kita dalam menempuh suatu perjalanan demi mencapai sebuah tujuan. Kala ia berpikir positif terhadap suatu hal, maka ia akan membawa kita pada semua hal yang baik. termasuk raihan mimpi dan harapan kita. Sebaliknya, jika ia terus membentuk bayangan-bayangan negatif, maka tak akan ada yang menghampiri kita selain rangkaian kegagalan yang akan membawa kita pada kenistaan.

Bayangkan seandainya keempat tokoh yang saya sebutkan di atas terbawa pada pikiran-pikiran negatif yang diciptakan oleh keadaan yang tidak berpihak pada mereka. Lincoln mungkin akan takluk pada cercaan-cercaan yang mengatakan yang mengatakan ia adalah pemalas dan takkan kita kenal sebagai Presiden Amerika Serikat, seseorang yang berpengaruh secara global. Einstein juga tak akan dikenal sebagai seorang jenius yang luar biasa jika ia menanggapi perkataan orang-orang bahwa ia terbelakang di sekolah. Thomas Alva Edison pasti tak akan mendapatkan "statusnya" sebagai penemu bola lampu listrik jika ia tak teguh pada pendiriannya sebagai anak yang selalu ingin tahu meski guru-guru di sekolahnya menganggapnya bodoh. Atau mungkin contoh yang luar biasa lagi. Wilma Rudolph tak akan mempu menjadi juara atletik tingkat internasional jika tak mampu menguatkan dirinya sendiri dengan kekuatan pikiran positif saat dokter mengatakan kepadanya ia tak dapat berjalan lagi.

Itu hanya sebagian contoh dari orang-orang yang membangun hidup mereka dengan kekuatan pikiran positif. Hidup ini adalah tabir misteri yang mesti kita kuak. Dan untuk menyingkap tabir tersebut, pikiran adalah jalan pertama yang harus dilalui, sekaligus penentuan arah yang menjadi tujuan kita.

Kegagalan juga bukan dalih untuk mengelak dari kenyataan. Kalaupun kekuatan pikiran positif itu belum membawa kita pada suatu tempat bernama "keberhasilan", itu bukanlah alasan untuk berhenti berharap. Itu hanyalah secuil dari skenario "film" diri kita yang kita ciptakan sendiri dengan ending film berupa kebahagiaan si tokoh utama. Dan tokoh utama itu adalah Anda. Setidaknya, itulah prinsip yang dianut oleh Thomas Alva Edison yang dengan gigih berkutat dengan percobaan bola lampunya demi menciptakan sebuah perubahan besar dalam peradaban, meskipun pada awalnya ia sering sekali gagal.

Oleh karena itu, hendaknya kita menetapkan mimpi yang akan menjadi tujuan hidup kita. Dan jangan pernah takut bermimpi untuk hal yang besar, karena kita bermimpi tinggi tapi kita belum berhasil meraihnya itu lebih baik daripada bermimpi terlalu rendah tapi kita berhasil mendapatkannya. Dan dalam meraih mimpi tersebut, berpikir positif dan besar adalah hal yang tak dapat ditawar lagi.

"Jenius adalah 1 persen inspirasi dan 99 persen adalah keringat" -Thomas Alva Edison (1847-1931)



2 komentar:

  1. kekuatan pikiran, keyakinan, keteguhan ...
    begitulah...

    nang, banyak yang pingin kucritain,,
    jadi, tgl 26 harus ikut di Rumah Kafein,,

    harus!!
    ^_^

    BalasHapus
  2. nang
    kekuatan pikiran emang kuat
    Albert Einstein jg belum sampai 15 %
    apalagi kita.

    BalasHapus